Selasa, 25 Desember 2012

Komunikasi Antar-Pribadi

I. Definisi Komunikasi antar pribadi
Effendy (1986) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan.




Defenisi Komunikasi Antar Pribadi mempunyai 3 prsfektif:
1. Perspektif komponensial yaitu melihat komunikasi dari komponen- komponennya
Komponen-komponen komunikasi antar pribadi terdiri dari:
- Pengirim-penerima
- Enconding-Deconding
- Pesan-pesan
- Saluran
- Gangguan ( Noise)
- Umpan balik
- Konteks
- Bidang pengalaman
- Akibat
2. Perspektif pengembangan
Menurut prespektif komunikasi ini adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari bersifat impersonal (tidak bersifat pribadi) menjadi interpersonal  atau intim (akrab).defenisi ini membedakan komunikasi impersonal dengan interpersonal berdasarkan 3 faktor yaitu:
- Prediksi-prediksi berdasarkan data psikologis
- Interaksi-interaksi yang berdasarkan pada pengetahuan
- Interaksi berdasarkan pada aturan-aturan yang dikemukakan sendiri
3. Perspektif relasional (Hubungan)
Komunikasi antar pribadi yang dimaksud disini adalah komunikasi antara dua orang bersaudara, seorang guru dan seorang murid, dua orang teman, sepasang kekasih dan sebagianya. Karena melibatkan antara dua orang yang berinteraksi maka sering kali defenisi ini disebut sebagia defenisi pasangan (diadik) komunikasi antarpribadi.

II. Tujuan komunikasi antar-pribadi
6 tujuan komunikasi antar-pribadi adalah:
- Mengenal diri sendiri dan orang lain
- Mengetahui dunia luar
- Menciptakan dan memelihara hubungan
- Mengubah sikap dan prilaku
- Bermain dan mencari liburan
- Membantu orang lain

III. Komunikasi antar-pribadi sebagai proses transaksional
Komunikasi Antar Pribadi sebagai proses transaksional mengandung 3 karakteristik, yaitu:
1. Karakteristik komunikasi sebagai suatu proses dapat dikelompokan kedalam beberapa prinsip, yakni:

    - Komunikasi tidak terelakan
    - Komunikasi tidak dapat diubah
    - Komunikasi mempunyai dimensi-dimensi isi dan hubungan
    - Komunikasi mencangkup proses penyesuaian diri
    - Komunikasi dapat dilihat sebagai hubungan simentri atau saling melengkapi
2.  Komponen-Komponen dalam komunikasi Antar-Pribadi  pengirim saling Tergantung (Interdependensi)
3. Para pelaku dalam Komunikasi Antar-Pribadi bertindak dan beraksi

VI. Efektifitas Komunikasi Antar-Pribadi
Menurut Yoseph De Vito (1986) dalam bukunya The Interpersonal Communication Book karakteristik-karakteristik efektifitas komunikasi antar-pribadi dilihat dari 2 perspektif, yaitu:
   a.  Perspektif Humanis
      - Keterbukaan (openness)
      - Empati (empathy)
      - Perilaku suportif (supportiveness)
      - Perilaku positif (positiveness)
      - Kesamaan (equality)
   b. Perspektif Pragmatis
      - Bersikap yakin (confidence)
      - Kebersamaan (immediacy)
      - Manajemen Interaksi (interaction management)
      - Perilaku Ekspresif (expressiveness)
      - Orientasi pada Orang lain (other orientation)

Efek komunikasi masa terhadap individu

Mc Luhan mengemukakan media is the message, media adalah pesan itu sendiri. oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak.

Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
1. Efek Ekonomis
Menimbulkan berbagai produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa, membuka lowongan pekerjaan. Sudah jelas, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha. Mulai dari mereka yang memiliki usaha misalnya, usaha rumah makan dapat membayar iklan untuk menarik para penikmat kuliner lewat media entah lewat media elektronik maupun media cetak. 
Dan bisa di pastikan lebih banyak peminatnya jika di bandingkan dengan usaha yang tidak di iklankan. Sampai kepada kesempatan membuka lowongan pekerjaan untuk memperlancar usaha rumah makan tersebut.

2. Efek Social ( Menunjukkan status )
Efek ini berkenaan dengan karakter, bagaimana  kita dapat menilai seseorang yang dipengaruhi oleh media massa, hasil dari perilaku, cara berfikir, pembawaan, interaksi terhadap seseorang atau khalayak yang bersamanya, dll merupakan bagian dari efek sosial.
Semisal seorang pemuda yang merasa puas dengan kepintarannya lalu ia tidak melanjutkan pendidikan kejenjang universitas dan ia memanfaatkan media Koran untuk mengetahui informasi yang ada, dengan seorang pemuda pintar lalu ia berniat dan tekun untuk melanjutkan kejenjang universitas dan sama memanfaatkan media Koran yang ada.
Walaupun pemuda pintar namun ia tidak kuliah, dan ia piawai dalam memahami ranah pemerintahan melalui Koran yang ia baca dengan memakai sedikit emosi dan teori yang ia dapat di bangku sekolah dulu dan mendengarkan pendapat dari teman yang sama dengannya. Tentu berbeda dengan pemuda yang kuliah dan mendapat teori secara efektif, lingkungan berpendidikkan, menggunakan media koran lalu memanfaatkan media internet untuk membuat dan mewakili semua pendapatnya, sedikit emosi, namun tertata beberapa teori yang dapat menahan semua emosi yang ada, lalu mendapat hasil yang lebih baik dari pemuda tanpa teori universitas merupakan salah satu contoh efek social dari media massa.

3. Efek penjadwalan kegiatan
Kehadiran media massa membuat aktivitas sehari-hari berpangaruh terhadap adanya media. Di pagi hari, biasanya masyarakat kota membaca Koran dahulu, Di malam hari, dimana anak-anak seharusnya tidur, tapi malah menonton tv.

4. Penyaluran perasaan
sering terjadi bila seseorang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikan. Dengan melihat berbagai acara yang di tampilkan oleh televisi misalnya seseorang secara tiba-tiba akan tertawa dan menangis sendiri karena melihat adegan dalam acara televisi tersebut.

5. Efek penyaluran perasaan terhadap media
Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan,apa pun yang disiarkannya.

Teori komunikasi massa: Teori Peluru (The Bullet Theory of Communication)

Wilbur schramm

Teori ini Mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
Teori peluru pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleideskop stasiun radio CBS di Amerika yang berjudul “The Invasion From Mars”. Isi teori ini mengatakan bahwa rakyat benar-benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Ia menyebutkan pula bahwa apabila pesan ”tepat sasaran”, ia akan mendapatkan efek yang diinginkan.
Menurut Wilbur Schramm, pada tahun 1950-an, teori peluru adalah sebuah proses di mana seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang bersifat pasif tidak berdaya. Akan tetapi dalam karya tulisnya yang diterbitkan pada awal tahun 1970-an, Schramm meminta kepada para peminatnya agar teori peluru komunikasi itu dianggap tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak pasif.
Di Indonesia, contoh penerapan Teori Peluru (The Bullet Theory of Communication) ini bisa dilihat pada iklan-iklan produk kecantikan yang ditayangkan di TV. Sang pemasang iklan banyak menyajikan keunggulan-keunggulan yang terdapat dalam produknya untuk menarik perhatian para penonton. Walaupun pada kenyataannya, dari pesan keunggulan yang disampaikan tidak memberikan efek secara langsung dan hanya berdampak pada sebagian orang dengan jenis kulit yang cocok. Dari sinilah, iklan meluncurkan peluru atau propaganda berupa pesan keunggulan produknya dan diterima para penonton yang mungkin sebagian dari mereka terkena pengaruhnya dengan cara membeli produk kecantikan tersebut.

Minggu, 23 Desember 2012

Analogi

I. PENDAHULUAN

Setiap ilmu yang dipelajari mempunyai aspek aksiologi atau nilai guna. Adapun manfaat mempelajari logika adalah membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Berbicara tetang analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan,yang satu dengan yang lain. Biasanya dalam mengadakan perbandingan orang mencari kesamaan dan perbedaan diantara hal-hal yang di perbandingkan.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, analogi adalah kias, persamaan antara dua benda atau hal yang berbeda. Meng·a·na·lo·gi·kan berarti membuat sesuatu yang baru berdasarkan contoh yang sudah ada, mereka-reka bentuk kata baru dengan mencontoh bentuk yang telah ada.
Analogi adalah suatu bentuk penalaran dengan jalan mempersamakan dua hal yang berlainan. Kedua hal itu diperbandingkan untuk dicari persamaannya. Analogi dilakukan dengan mempersamakan kedua hal yang sebenarnya berlainan.

B. Macam-macam analogi
Analogi dapat dibagi menjadi dua macam:
1. Analogi Induktif
Analogi Induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan prinsipal yang ada pada kedua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama akan terjadi pada fenomena yang kedua.
Misalnya :
Sarno adalah anak pak sastro dia anak yang rajin dan jujur
Sarni adalah anak pak sastro dia anak yang rajin dan jujur
Sarto adalah anak pak sastro
Jadi, sarto anak pak saatro adalah anak yang rajin dan jujur
2. Analogi deduktif
Analogi deklaratif metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang dikenal.
Contoh: Ilmu pengetahuan dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana sebuah rumah dibangun oleh batu-batu. Tapi tidak semua kumpulan fakta adalah ilmu, sebagaimana tidak semua kumpulan batu adalah rumah.

C. Pengujian dan penilaian analogi
Untuk mengukur sejauh mana sebuah analogi dapat di percaya, diketahui dengan alat sebagai berikut:
1. Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan. Semakin besar peristiwa sejenis yang kita analogikan, maka semakin besar pula taraf kepercayaannya.
2. Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi.
3. Sifat dan analogi yang kita buat.
4. Mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan.
5. Relevan dan tidaknya masalah yang dianalogikan. Bila tidak relevan sudah barang tentu analoginya tidak kuat dan bahkan bisa gagal.

D. Analogi yang pincang
Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang popular, namun tidak semua penalaran analogi merupakan analogi induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak biasa diterima meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukan kekeliruan. Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat.
1. Kekeliruan yang pertama adalah kekeliruan pada analogi induktif.
Contoh : Saya heran mengapa orang takut berpergian dengan pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit menelan korban. Bila demikian sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur karena hampir semua manusia menemui ajalnya di tempat tidur.
Disini naik pesawat di takuti karena sering menimbulkan petaka yang menyebabkan maut. Sedang orang tidur tidak takut tidur di tempat tidur karena jarang sekali atau boleh di katakan tidaka pernah ada orang menemui ajalnya karena kecelakaan tempat tidur. Tetapi karena penyakit yang di idapnya. Jadi di sini orang menyamakan dua hal yang sebenarnya berbeda.
2. Kekeliruan kedua adalah pada analogi deklaratif.
Contoh : Negara kita sudah banyak berutang. Dengan pebangunam lima tahun kita harus menumpuk utang terus menerus dari tahun ke tahun. Pembangunan lima tahun ini memaksa rakyat dan bangsa Indonesia seperti naik perahu yang sarat yang semakin tahun semakin sarat (dengan utang) dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara kita tidak ingin tenggelam dan mati bukan? karena itu kita lebh baik tidak naik kapal sarat itu. Kita tidak perlu melakukan pembangunan Lima tahun.
Disini seseorang tidak setuju dengan pembangunan lima tahun yang sedang di laksanakan dengan analogi yang pincang. Memang Negara kita perlu melakukan pinjaman untuk membangun. Pinjaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat meningkatkan devisa negara. Dengan demikian penghasilkan perkepala akan meningkat disbanding sebelumnya, demikian seterusnya dari tahun ke tahun sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat akan tercapai. Pembicara disini hanya menekankan segi utangnya saja, tidak memperhitungkan segi-segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.

III. REFERENSI


Wallahu a’lam

Senin, 17 Desember 2012

Pesan Mama

1. Sholat!! Sholat!! Sholat!!
2. Tilawatul Qur'an
3. Jujur  dimanapun berada
4. Sopan! ramah dengan siapa saja
5. Kreatif dalam kebenaran
6. Jaga kesehatan, Kebersihan, dan kerapihan
7. Jangan lupa makan & istirahat yang teratur
8. Jangan lupa membawa uang
9. Berdo'a setiap memulai aktifitas & sesudahnya
10. Berwudhu' sebelum berangkat kemana-mana