Wilbur schramm
Teori peluru pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleideskop stasiun radio CBS di
Amerika yang berjudul “The Invasion From Mars”. Isi teori ini mengatakan bahwa
rakyat benar-benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Ia menyebutkan
pula bahwa apabila pesan ”tepat sasaran”, ia akan mendapatkan efek yang
diinginkan.
Menurut Wilbur Schramm, pada tahun 1950-an,
teori peluru adalah sebuah proses di mana seorang komunikator dapat menembakkan
peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang bersifat pasif tidak
berdaya. Akan tetapi dalam karya tulisnya yang diterbitkan pada awal tahun
1970-an, Schramm meminta kepada para peminatnya agar teori peluru komunikasi
itu dianggap tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu
ternyata tidak pasif.
Di
Indonesia, contoh penerapan Teori Peluru (The Bullet Theory of Communication)
ini bisa dilihat pada iklan-iklan produk kecantikan yang ditayangkan di TV.
Sang pemasang iklan banyak menyajikan keunggulan-keunggulan yang terdapat dalam
produknya untuk menarik perhatian para penonton. Walaupun pada kenyataannya,
dari pesan keunggulan yang disampaikan tidak memberikan efek secara langsung
dan hanya berdampak pada sebagian orang dengan jenis kulit yang cocok. Dari
sinilah, iklan meluncurkan peluru atau propaganda berupa pesan keunggulan
produknya dan diterima para penonton yang mungkin sebagian dari mereka terkena
pengaruhnya dengan cara membeli produk kecantikan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar